Tuesday, December 5, 2006

Layanan 3G, Video Phone, Analisa, kenyataan dan solusi


Indonesia kini telah memasuki era layanan seluler 3G (Third Generation), dimana salah satu killer applicationnya adalah Video Phone disamping berbagai jenis layanan lainnya. Nyaman memang kalau kita bisa ngobrol lewat telpon seluler sambil bertatapan muka, jadi lebih lengkap, karena bukan hanya suara saja yang hadir, tapi gambar hidup pun kini bisa ditampilkan. Bagi orang yang sedang pacaran, fitur ini pasti akan disenangi, karena dikala rindu,wajah dan suara si dia bisa ditampilkan sekaligus. Begitu juga orang tua yang selalu khawatir akan anak-anak mereka, kini setiap saat bisa melihat dan mendengar keberadaan dan kondisi anak-anak mereka lewat layar hand phone. Pasangan suami istri juga kini bisa lebih transparan dalam berkomunikasi, karena mereka bisa mengetahui juga keberadaan dan kondisi dari pasangannya. Ilustrasi diatas adalah suatu ilustrasi yang normal dan ideal, namun taukah anda, bahwa video phone yang terlihat canggih itu sebenarnya tidak terlalu disukai oleh lebih dari 80% pengguna layanan selular. Sewaktu saya bekerja di salah satu operator selular yang juga memiliki fitur 3G, saya pernah melakukan survey mengenai video phone, dan hasilnya adalah :

1. 4% Responden menjawab, senang dengan video phone, dan ingin menggunakannya terus utk keperluan keluarga.
2. 12% Responden menjawab, ingin memiliki video phone, tapi hanya utk berkomunikasi dengan teman atau relasi kerja saja, tidak untuk keluarga (khususnya suami/istri), kecuali dengan anak-anak.
3. 82% Responden menjawab secara tegas, tidak berminat menggunakan video phone.
4. 2% Responden menjawab, belum bisa memutuskan.

Setelah saya gali lebih dalam lagi, terhadap mayoritas responden yang mengatakan tidak berminat (82%), saya menemukan beberapa jawaban yang mencengangkan yaitu :

20% Mengatakan Istri/Suami yang terlalu cemburu (sering menelpon menayakan dimana? sama siapa? sedang apa?), sulit utk menjelaskannya kalau menggunakan video phone, khususnya yang sering bertemu dengan partner bisnis, apa lagi kalau partner bisnisnya berlawanan jenis.

70% Mengatakan Punya selingkuhan dan sering pergi setelah pulang kantor, alasannya ada acara kantor, ketemu client dan alasan-alasan klise lainnya.

10% Mengatakan sering ada acara dengan teman-teman setelah pulang kantor dan sering pergi ketempat-tempat hiburan.

Dari hasil survey tersebut, dapat disimpulkan, bahwa video phone bukan sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh pengguna layanan selular, mereka masih menyukai cara berkomunkasi era 2G yaitu voice dan SMS saja. Bahkan alasan "No Service" juga masih mereka butuhkan, untuk mengatasi masalah keseharian mereka walaupun sebenarnya service itu ada, hanya hand phone nya saja yang sengaja di matikan.
Bagi operator 3G walaupun investasinya cukup mahal, mereka perlu melakukan deployment video phone, karena fitur itu akan menjadi differentiation factor yang akan membedakan mereka dengan operator non 3G. Namun jangan berharap video phone akan memberikan kontribusi yang besar terhadap revenue mereka, karena contributor revenue yang paling besar masih di dapat dari voice 80%, sms antara 10 s/d 15%, dan sisanya didapat dari Value Added Service lainnya.
Bicara value added service, iseng-iseng saya pernah berpikir utk membuat suatu complimentary service terhadap video phone, yang tujuannya adalah utk menggaet mereka yang tadinya tidak berminat untuk menggunakan video phone menjadi mau, agar nantinya video phone bisa juga memberikan pendapatan yang signifikan bagi operator. Judulnya Video Back Ground, tujuannya adalah utk memberikan virtual background tertentu bagi si user pada saat melakukan pembicaraan dengan menggunakan video phone. Misalnya Seorang suami sedang berada di karaoke bersama pacar gelapnya, waktu si istri yang cemburuan menelpon dia, maka gambar yang diterima oleh si istri bukanlah dengan back ground karaoke lagi, tapi bisa saja suasana kantor yang telah sepi, meeting room, jalanan macet, mesjid, gereja, mall, pasar, airport dan lain-lain he he he, cuma ide kok.

Have a nice day guys.

Back to 1978 (Andy Gibb Shadow dancin')

No comments: